Sumur suci atau Sacrarium adalah suatu tempat yang digunakan untuk menampung benda-benda suci yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Benda-benda suci yang dimaksud adalah alat-alat misa atau ibadah yang sudah tidak digunakan, salib dan patung yang rusak baik itu patah atau pecah ataupun rosario dan remahan hosti atau hosti yang menumpuk yang sudah tidak layak untuk disantap.
Pada hari Sabtu, 30 Juli 2022 setelah Misa Inkulturasi Malam Satu Suro, Romo Heribertus Natawardaya meresmikan sumur suci yang berlokasi di depan Gereja Kristus Raja Ungaran. Sumur suci ini merupakan salah satu program kerja DPPH (Dewan Pastoral Paroki Harian) pada periode sebelumnya yang belum terwujud. Oleh karenanya DPPH pada periode 2020-2023 melanjutkan program yang belum berjalan tersebut. Sumur suci sendiri menjadi salah satu hal yang diharapkan keberadaannya karena jika tidak ada sumur suci berarti Gereja tidak dapat memelihara, merawat, menghapus benda-benda yang sudah tidak digunakan lagi. Padahal benda-benda tersebut merupakan benda-benda suci yang telah diberkati oleh Romo.
Sumur suci ini memiliki struktur seperti sumur pada umumnya yang memiliki kedalaman 2,5 meter dibawah permukaan tanah. Yang membedakan dengan sumur pada umumnya ialah sumur suci memiliki tungku diatasnya yang digunakan untuk meletakkan benda suci yang akan dibakar atau dimusnahkan, Baik itu dengan cara diremukkan maupun dibuang begitu saja karena bentuknya kecil. Benda yang dibakar diharapkan supaya benda itu hancur menjadi abu atau debu.
Struktur pada bagian atas didesain untuk persiapkan pembakaran, ada lantai pembakaran yang dirancang dari besi. Di bawah besi tersebut nantinya akan disulut dengan api, yang kemudian akan membuat benda itu terbakar dan hancur dengan sendirinya. Benda-benda suci yang sudah terbakar menjadi kecil-kecil itu akan secara otomatis jatuh ke dalam sumur. Di atas sumur juga disediakan cerobong asap supaya asap pembakaran naik keatas dan tidak mengganggu petugas atau orang yg sedang membakar benda tersebut. Sumur suci dihiasi dengan ornamen berbentuk gunungan. Gunungan sendiri dibuat lancip keatas dengan harapan mengarah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu ornamen gunungan ini dirancang untuk memperindah sumur suci karena banyak orang yang belum tau fungsi dan manfaat dari sumur suci sendiri.
Penggunaan sumur suci tidak hanya dikhususkan untuk gereja saja, namun umat diperbolehkan untuk meletakkan benda-benda suci di sumur suci tersebut. Menurut Romo Nata, benda-benda suci yang sudah tidak terpakai daripada diletakkan digudang atau dibuang lebih baik diletakkan disumur suci agar kesucian benda tetap terpelihara sebagai ungkapan iman kita akan semua yang dikuduskan dan digunakan sebagai relasi dengan Allah.
Pembuatan sumur suci ini dikerjakan oleh Bidang Rumah Tangga. tidak hanya itu, Bidang Rumah Tangga bertanggung jawab akan pemeliharaan dan perawatan sumur suci tersebut. Selain Bidang Rumah Tangga, terdapat juga Bidang Liturgi yang mengelola karena ketika menggunakan sumur suci untuk proses pembakaran, akan didahului dengan ibadat atau berdoa. Siapapun dapat menggunakan sumur suci seolah-olah sedang melepaskan benda berharganya maka diawali dengan berdoa baik berdoa secara kelompok maupun perorangan.
Penulis: AIK/LVP
Editor: HPB