Pertemuan rutin Paguyuban Ibu Paroki (PIP) dan Ibu Lingkungan di Paroki Kristus Raja Ungaran yang diadakan setiap dua bulan sekali, pada bulan ini dikemas dalam bentuk rekoleksi. Minggu pagi, 7 Agustus 2022, sekitar 59 ibu-ibu telah mempersiapkan diri di ruang Yoh. Paulus II untuk mengikuti rekoleksi yang dipimpin oleh Romo Ag. Parso Subroto, MSF. yang sehari-harinya melayani dalam Pendampingan Keluarga. PIP berharap dapat membina ibu-ibu untuk membangun secara kreatif tradisi keluarga katolik guna mewariskan nilai-nilai kristiani dalam keluarga. “Ingin berbagi dan belajar sebagai ibu-ibu agar bisa mengejawantahkan ARDAS, di mana kita bisa selalu bersama Kristus dan berbuah”, ucap Ibu Adriana Dyah Sri Purwaniwati selaku perwakilan PIP dalam sambutan pembuka kegiatan ini.Tema dari rekoleksi ini yaitu “Membangun Keluarga Transformatif di Tengah Masyarakat dengan Mengembangkan Iman yang Cerdas, Tangguh, Misioner dan Ideologis”. Dalam rekoleksi, Romo Parso menerangkan pemaknaan transformatif yang berarti memiliki daya ubah dan ajakan agar diri kita sendiri yang melakukan perubahan. Istilah “Dari altar ke latar langsung pergi ke pasar” yang artinya dari bangun, bersiap diri, dan terjun ke masyarakat, disebutkan untuk mempermudah pemaknaan transformatif. Disampaikan pula kisah Bunda Teresa yang dapat menjadi teladan dari ibu-ibu dalam berkarya. Bunda Teresa pernah berkata, “Mengasihi sampai terluka”. Hal ini mengajarkan pada kita untuk mencintai secara total hingga sakit, namun pada akhirnya sakit itu tidak terasa karena lebih kuat perasaan cinta daripada sakitnya.
Romo Parso mengemas kegiatan ini tidak hanya mengajak ibu-ibu mendengarkan saja, namun di sela-sela materi beberapa lagu didendangkan dan spontan ibu-ibu ikut bernyanyi. Lagu “Dengar Dia Panggil Nama Saya” dan “Hidup ini adalah Kesempatan”, menjadi pengingat bahwa kita harus selalu siap dipanggil untuk diutus dan menjadi alat-Nya. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini, diikuti secara antusias oleh ibu-ibu, terbukti dengan munculnya beberapa pertanyaan dan sharing, seperti “Sebagai ibu seringkali dihadapkan pada pilihan antara anak dan karir. Bagaimana menyikapinya?” Romo pun menjawab bahwa hidup itu pilihan, tapi intinya adalah dialog. Setiap keputusan diputuskan bersama, sehingga tercipta suasana saling menghargai di antara anggota keluarga.
“Senang karena materi bagus, dan bisa direfleksikan di kehidupan sendiri. Dalam materi disampaikan rekoleksi keluarga, hanya materi arahnya lebih pribadi sebagai ibu dalam mengelola keluarga”, ujar Bu Ririn dari lingkungan Barnabas merespon kegiatan rekoleksi kali ini. Para peserta pun merasa puas dan menyatakan setuju jika Romo Parso diundang lagi dalam kegiatan dan tema yang berbeda. Semoga dari kegiatan ini, ibu-ibu semakin siap diutus dan bersemangat dalam membangun keluarga yang berdaya ubah.
(JS/AG)