SEHATI UNTUK MELAYANI

SEHATI UNTUK MELAYANI

Rekoleksi Prodiakon/nes Kristus Raja Ungaran

Gereja Kristus Raja Ungaran kembali mengadakan acara rekoleksi umat secara offline selepas pandemi Covid 19 di Indonesia memasuki keadaan yang semakin membaik di tengah tahun 2022 ini. Para Prodiakon/nes aktif Gereja Kristus Raja Ungaran periode 2022-2025 baru saja melaksanakan acara rekoleksi yang bertempat di Wisma Syalom, Bandungan pada Minggu, 15 Mei 2022 sampai Senin, 16 Mei 2022 yang lalu. Acara rekoleksi tersebut adalah acara kumpul umat secara offline pertama selain Misa Mingguan sejak 2 tahun lebih pandemi ini. Dengan membaiknya kondisi pandemi Covid 19 di Indonesia, Gereja Kristus Raja Ungaran ingin sedikit demi sedikit mengembalikan agenda kegiatan umat seperti rekoleksi, retret, doa lingkungan dan lain sebagainya, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Panitia mengambil tema “Sehati untuk Melayani” yang memiliki tujuan yaitu untuk memantabkan semangat para prodiakon aktif dalam misi pelayanan umat di seluruh wilayah Gereja Kristus Raja Ungaran. Sehati artinya semua anggota memiliki satu prinsip yang sama dalam pelayanan, maka dari itu dengan diadakannya rekoleksi ini diharapkan tumbuh keakraban dan kesatuan hati sesama anggota prodiakon aktif baik anggota yang bertugas di Gereja Paroki maupun anggota dari Kapel Yakobus Zebedeus. Selain itu acara ini juga menjadi ajang untuk memotivasi sekaligus rekreasi bagi para pesertanya.

Acara rekoleksi pertama sejak pandemi tersebut diikuti sebanyak 74 prodiakon/nes dan telah dilaksanakan dengan lancar. Rangkaian acara rekoleksi pada hari pertama adalah sebagai berikut : peserta berkumpul di lokasi pada Hari Minggu pukul 5 sore diawali dengan registrasi, pembagian kamar dan snack kemudian dilanjutkan ibadat pembuka dan sambutan; Acara pertama berjudul “Mind Body and Soul: Mengenal Rahmat Khusus” merupakan sesi dengan materi pengenalan akan rahmat khusus yang dianugerahkan pada para prodiakon/nes yaitu rahmat dalam pelayanan di Gereja sebagai kepanjangan tangan imam paroki. Dengan berlandaskan pada tema rekoleksi yaitu sehati, para prodiakon/nes diajak untuk mampu berkomunikasi dengan baik satu sama lain khususnya ketika akan melayani bersama seperti pada saat perayaan Misa Ekaristi. Dengan semangat itu harapannya tidak ada miskomunikasi dan setiap rangkaian kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan baik.

Acara berikutnya pada malam tersebut merupakan sesi motivasi yang berjudul “Mengelola Diri Bersama Orang Lain” dan “Break the Limit”. Pada sesi tersebut, para prodiakon/nes diajak untuk selalu memiliki sikap berani dan optimis dalam menghadapi segala hal. Pak Bebet selaku pemberi materi menantang semua peserta untuk mengatasi rasa takut mereka dan menumbuhkan rasa keyakinan yang tinggi supaya di masa depan segala macam misi kehidupan dapat dilalui. Sebagai bentuk contoh aksi nyata, Pak Bebet telah menyiapkan gundukan bara api menyala yang ditebarkan secara memanjang di atas tanah. Para peserta ditantang untuk berjalan di atas bara api menyala tersebut dari ujung ke ujung tanpa menggunakan alas kaki dan tidak berlari. Meskipun banyak yang takut dan ragu tapi dengan meneriakkan slogan andalan Pak Bebet, “Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa”, akhirnya sebagian besar peserta dapat mengatasi rasa takutnya dan berjalan di atas bara api menyala tersebut dari ujung ke ujung. Dari acara tersebut dapat diambil pelajaran bahwa meskipun menghadapi tantangan sebesar apapun, bila berbekal sikap keyakinan yang kuat maka tantangan tersebut dapat dijalani dan diselesaikan. Acara malam diakhiri dengan kontemplasi bersama sebelum tidur.

Pada hari kedua, peserta diajak untuk berkegiatan lebih aktif dengan outbond yang terdiri dari senam bersama serta berbagai permainan, diantaranya permainan konsentrasi seperti tangkap jari dan permainan kelompok seperti hitung sakura dan estafet, dan lain sebagainya. Tujuan dari outbond tersebut adalah sebagai rekreasi yang menghibur sekaligus mengakrabkan para peserta. Setelah outbond selesai, peserta diperbolehkan untuk mandi dan bersih-bersih dahulu kemudian dilanjutkan dengan materi edukasi tentang tata gerak misa yang dipimpin Pak Agung. Acara dilanjut dengan Misa yang dipimpin oleh Romo Natawardaya dan diakhiri makan siang sebelum para peserta kembali pulang.

Menurut salah satu panitia acara sekaligus koordinator wilayah prodiakon Pudakpayung, Herry Antonius, acara rekoleksi ini memberikan kesan yang baik dan merupakan acara yang bermaanfaat. “Acaranya bagus terutama untuk para prodiakon yang baru supaya lebih semangat serta antara satu sama lain semakin akrab. Bila sudah akrab, harapannya ketika sebelum misa ada briefing, maka setiap prodiakon dapat memahami dan melaksanakan arahan dengan baik, menghindari terjadinya miskomunikasi sehingga perayaan misa tersebut dapat berjalan dengan lancar.”

Herry melanjutkan, meskipun pelaksanaan rekoleksi kali ini baginya terlalu tiba-tiba namun harapannya bahwa acara seperti ini sebaiknya lebih sering diadakan untuk kebaikan bersama. “Kalau dulu memang prodiakon sering mengadakan kumpul bersama namun tentunya terhenti karena pandemi. Acara rekoleksi ini adalah acara prodiakon pertama sejak pandemi. Pelaksanaannya menurut saya terlalu tiba-tiba namun untungnya dapat terlaksana dengan baik. Harapan saya setelah ini semoga acara kumpul prodiakon semakin sering diadakan, supaya para prodiakon tetap semangat, semakin akrab dan menjadi lebih baik lagi.”

Semoga semangat pelayanan para Prodiakon/nes dapat terus tumbuh subur di dalam melayani umat Kristus Raja Ungaran. Selamat melayani dengan hati!

Penulis : MRS Editor : IIW